Misyle

12.25 Pohon Belimbing 0 Comments

Kau tahu, seluruh perasaanku adalah perihal waktu yang tak pernah mengerti 
memupus dan memugar adalah soal doa doa yang telanjang. 
Sejak kau sangkal cinta yang menyala nyala ini dengan air lembah yang gigil, 
cinta adalah perihal bait kata yang beku tak selesai . 
Kau tahu, seluruh darahku adalah seluruh rasa sakit yang bukan apa apa tapi tak bisa dikendalikan sementara tanganku masih berusaha terlipat, 
meminta pengampunan dan kebahagiaan untukmu, sekali lagi, setiap saat. 
Kita warisi kelak dinding yang tak akan pernah kita tinggali juga sebab sepi sekali disini. 
Kelak kau akan mengerti bagaimana cinta yang kuat seperti maut adalah was was dan derita, 
bagaimana amarahmu mengikis tulang belulangku dan seluruh rasa cintaku membeku bagai sardis.

Aku juga mengerti bahwa cinta adalah lalai antara sadar dan keberanian yang mengada ngada. 
Aku ingin mencintaimu dengan keberanian meski 
aku tahu juga kalau cinta dengan keberanian adalah kebodohan. Aku cemas dan terjaga. 

Seharusnya kucintai  kamu dengan sejuk embun dan sajak yang merdu di telingamu. Seharusnya kucintai kamu dengan paras dan kecantikkan, sebab pemazmur tak pernah tahu sepertinya kalau itu tak sia sia. Seharusnya kucintai kamu dengan lekuk tubuh malam yang penuh rahasia, yang selalu dijaga teruna kota. Seharusnya kucintai kamu dengan senyum sejuk embun yang dicari penjaga penjaga kebun anggur. Aku ingin mencintaimu tanpa perasaan sangkal dan masygul. Aku ingin mencintaimu dan mengerti kalau cinta adalah mawas dan ingin mencoba berkali kali, meski siap kehilangan diri sendiri.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kenalan dengan saya disini!