Hastanta

10.52 Pohon Belimbing 0 Comments


Di ambang malam, dan tembang yang mengada ada
Angin menjadi jejak kesedihanku yang terus terusan kau amini, entah apa bahagianya jadi dirimu terkasih
Jika kuminta padamu sekali saja untuk betul betul pergi, bisakah kau?

Kusebut sebut kau dalam doa, kali ini agar pergi saja tanpa kenang apa apa
Kenang hanya sanggup membuka luka lama yang sebetulnya belum kering juga
Jika kuminta padamu sekali saja untuk tidak lagi menyebut namaku, bisakah kau?

Kepedihan ini memang bukan apa apa melainkan sesak di dada dan bukan apa apa selain air mata yang kering dan mengganjal, dan cinta yang seharusnya disangkal
Paru paruku yang tahu semuanya gemetar karena tahu
seluruh darahmu itu mengalir kemana

Sungguh, tak akan pernah kau mengerti betapa rumpang baris sajak yang kuisi dirimu
sebab kalimat kalimat patah ini mengerti,
kau tak pernah benar benar mengalir, dan ricik 
pada cinta yang berganti ganti aksara ini

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kenalan dengan saya disini!