Perjalanan I

09.14 Pohon Belimbing 0 Comments


Yang terlihat olehku saat itu adalah butir butir air yang terus menerus tergelincir angin dan waktu yang saling berebut untuk maju terburu buru, dan jalanan basah yang berkilau merah karena lampu berbagai kendaraan yang mencoba seperti angin dan waktu itu, yang terus berebut untuk maju terburu buru.
Dan saat itu, hanya ada aku, kau, perempuan tulus sahabatku yang juga saudaramu itu, dan supir yang terdiam memaku kepada jalan yang kutahu sangat cepat berujung, yang tak tahu, kalau tiap beberapa mil aku mengucapkan doa agar jalan kami tak berujung, seperti jalan yang ditapaki air, jalan yang dilalui angin, dan jalan sakralnya waktu.
Saat itu, kau juga diam, memeluk tas yang selalu tampak berat, yang tampak kuat, yang selalu menjadi pertanyaanku tiap malam dan pernah juga menjadi bagian mimpiku sekali atau dua kali. Dan saat itu, aku ingin memelukmu. Kau pasti takkan pernah tahu itu.
Kaca yang membatasi kami dengan hujan itu selalu dingin, dan aku menyandarkan kepalaku disana.
Dari pantulan kaca, aku melihat bahwa kami juga dibatasi, seperti kami yang dibatasi dengan hujan.
Seperti kami dibatasi dengan hujan.
Seperti kau dibatasi denganku.
Kau yang tak ingin kehujanan dan kedinginan, dan aku yang tak ingin kau kehujanan dan kedinginan.
Jalan semakin gelap dan tak berujung, kelihatannya.
Namun, aku mengenal jalan ini, jalan basah berbatu yang mengingatkanku tentang hatiku sendiri,
Ujung perjalanan ini sudah mendekati akhir.
Aku memulai pembicaraan dengan perempuan tulus sahabatku yang juga saudaramu, sebut saja gadis itu Kayu Manis, dan dalam perjalanan ini juga, kau kusebut Malam, karena dalam hidupku hanya malam yang bisa membuatku begitu bahagia dan begitu terluka pada saat bersamaan, memberikanku kejujuran paling pahit dan kebohongan paling manis.
Dan kau, Malam, tertawa menikmati percakapan itu.
Itu percakapan yang singkat.
Jalan pun makin mendekati ujung, dan hujan sudah berhenti.Dan aku sadar, sejak tadi kau yang memberikan arah menuju rumahku. Apa batas itu mau memberikan celah yang bisa kupecah?
Kami berhenti, hujan sudah berhenti.
Aku turun dan berlari kecil menuju rumah. Sampai aku sadar, aku tak lagi bisa merasakan apa apa.
Malam seharusnya dingin, gelap. Sampai, tetes tetes hujan meresap dalam tubuhku.
Kutahu, perjalanan itu sepertinya belum mencapai ujung.
Karena jiwaku tertinggal, duduk, menyandarkan kepala ke kaca yang dingin itu.
Menatap bayang bayang dan mengira ngira,
Apa batas itu mau memberikan celah yang bisa dipecah?

Angel Jessica
21 Juni 2015

0 komentar:

Aerosmith - "I Don't Want To Miss A Thing"

08.38 Pohon Belimbing 0 Comments



I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you're far away and dreaming
I could spend my life in this sweet surrender
I could stay lost in this moment forever
Every moment spent with you is a moment I treasure

Don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

'Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

Lying close to you feeling your heart beating
And I'm wondering what you're dreaming,
Wondering if it's me you're seeing
Then I kiss your eyes and thank God we're together
And I just wanna stay with you
In this moment forever, forever and ever

I don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

'Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

I don't wanna miss one smile
I don't wanna miss one kiss
Well, I just wanna be with you
Right here with you, just like this

I just wanna hold you close
I feel your heart so close to mine
And just stay here in this moment
For all the rest of time, yeah, yeah, yeah!

Don't wanna close my eyes
Don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

'Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

I don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

'Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
and I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

Don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep, yeah
I don't wanna miss a thing

I don't wanna miss a thing

0 komentar:

Riwayat Dinding dan Dingin - Aan Mansyur

09.26 Pohon Belimbing 0 Comments


1.
kami bersandar merapatkan punggung masing-masing
pada dinding.
ia tiba-tiba bertanya:
untuk apa dinding diciptakan?
dinding, kataku, dibuat untuk memisah-misahkan.
yang satu jadi dua atau jadi bilangan-bilangan berlainan,
jadi kawan dan lawan,
jadi ada aku jadi ada kau.
sebab, sesungguhnya, sebelum ada dinding,
segala sesuatu hanya satu. hanya satu.
aku bangkit dan membuka daun-daun jendela.
di luar, hujan diguyurkan pada pohonan dan jalanan.
ia memandangku dengan keheranan yang tak biasa,
seolah matanya berkata aku sedang tak waras.
2.
ia berdiri dan berjalan menuju jendela,
melihat hujan yang membuat orang gegas berjalan,
dan rumput-rumput bergigilan.
setelah dinding-dinding didirikan, kataku,
orang-orang membuat cela, membuat jendela.
untuk apa, tanyanya.
untuk mengantarkan uap hujan dan jari-jari angin.
untuk menghasilkan cuaca dingin
ia masih berdiri di ambang jendela menghadap ke luar,
mengamati hujan dan para pejalan.
aku berdiri di dekatnya, bersandar di dinding menghadap ke dalam,
menunggu pertanyaan lain ia lontarkan,
tetapi ia hanya diam.
cuaca dingin membuat tangannya menjemput tanganku,
membawanya berkeliling di pinggangnya.
aku menariknya ke depanku. rapat. dan memeluknya
aku berbisik di telinganya:
apakah kau mau tahu untuk apa cuaca dingin diciptakan?
agar yang terpisah direkatkan.
agar yang aku dan yang kau disatukan.
aku mengerti,
aku mengerti,
aku mengerti,
katanya berkali-kali.
kita mengerti, kataku.
di luar, hujan masih deras dijatuhkan.
orang-orang masih gegas berjalan,
sambil menyatukan jemari kiri dan kanan.
dan pohon-pohon menangkupkan daunan.
begitu juga rerumputan
2006

0 komentar:

Chelsy - I will (Ost: Ao Haru Ride)

10.05 Pohon Belimbing 0 Comments






下り坂 踏切まで私は夢中で走った
この恋を遮るように 電車は過ぎ去った
kudarizaka fumikiri made watashi wa muchuu de hashitta
kono koi wo saegiru you ni densha wa sugisatta
— Aku berlari tanpa sadar sampai persimpangan ini,
— Tapi kereta sudah pergi, seakan menjadi tanda pemisahan cinta ini
遠い日の記憶 海の輝き
季節は巡る 飛行機雲に目を細めて
tooi hi no kioku umi no kagayaku
kisetsu wa meguru hikoukigumo ni me wo hosomete
— Kenangan lampau dan laut yang berkilauan
— Musim itu kembali datang dan aku menyipitkan mata melihat jejak pesawat
小さく揺れた向日葵 サヨナラも言えないまま
ほんの数ミリの 隙間でそっとくすぐる痛み
chiisaku yureta himawari sayonara mo ienai mama
honno suu miri no sukimade sotto kusuguru itami
— Bunga matahari itu sedikit bergoyang, masih tak bisa mengucapkan selamat tinggal
— Hanya beberapa mili rasa nyeri perlahan menggelitik
真夏に消えた花火が 涙の先に映れば
I will きっと思い出すわ
あなたに届け この場所が
あたしは待っている
manatsu ni kieta hanabi ga namida no saki ni utsureba
i will kitto omoi dasu wa
anata ni todoke kono basho de
atashi wa matteiru
— Jika kembang api di musim panas yang menghilang itu terpantul pada air mata yang jatuh ini,
— Aku pasti akan ingat,
— dan menyampaikannya padamu bahwa di sini
— aku menunggu

返事なら要らないよと嘘つきなあたし
砂浜に一人しゃがみ込むから
冷たく明日をまた予感させてしまうのに
henji nara iranai yo to usotsuki na atashi
sunahama ni hitori shagamikomu kara
tsumetaku ashita o mata yokan saseteshimau no ni
— Aku bilang aku tak butuh jawaban, membohongi diri sendiri,
— Di pantai yang ramai aku berjongkok sendirian,
— Meskipun aku berfirasat menunggu hari esok yang dingin
水平線の向こうにゆっくりと沈んでゆく
泣いてしまえばすこしだけ素直になれる
suiheisen no mukou ni yukkuri to shizundeyuku
naiteshimaeba sukoshi dake sunao ni nareru
— Apa yang bisa dilihat di sisi lain cakrawala yang perlahan tenggelam
— Jika aku hanya bisa menangis sekarang, aku akan sedikit lebih jujur pada diriku sendiri
触れた指先が不意に解けてゆく寂しさに
I will そっと目を閉じる
あなたに届け この場所で
あたしは待っている
fureta yubisaki ga fui ni hodoketeyuku samishisa ni
I will sotto me o tojiru no
anata ni todoke kono basho de
watashi wa matteiru
— Ketika jari-jari kita bersentuhan, kesepian ini tiba-tiba terurai
— Aku perlahan akan menutup mata,
— dan menyampaikannya padamu bahwa di sini
— aku menunggu
小さく揺れた向日葵 あの日のままの私は
伸びた前髪も 認めたくない
何も変わってない
chiisaku yureta himawari ano hi no mama no atashi wa
nobita maegami mo mitometakunai
nanimo kawattenai
— Bunga matahari itu sedikit bergoyang, yang tersisa dariku di hari itu
— bahwa poniku telah panjang dan aku tak ingin mengakuinya
— Karena tak ada yang berubah sama sekali
風の音に振り返る 今日もまだ見つけられない
I will そっと願ってみる
あなたに届け この場所で
あたしは待っている
kaze no oto ni furikaeru kyou mo mada mitsukerarenai
i will sotto negattemiru
anata ni todoke kono basho de
watashi wa matteiru
— Melihat kembali suara angin namun sampai hari ini aku masih tak bisa menemukanmu
— Aku akan mencoba perlahan berharap,
— dan menyampaikannya padamu bahwa di sini
— aku menunggu


0 komentar:

Padahal Aku Ingin Memelukmu - Adimas Immanuel

09.56 Pohon Belimbing 0 Comments

Padahal aku ingin memelukmu, tapi kini aku
tak bisa melakukannya dan mulai berusaha
membayangkan seandainya aku memelukmu.
Toh aku sudah lupa wangi asli tubuhmu.
Aroma kulitmu lapuk ditimbun lima lapisan
kimiawi. Ia menimbun apa saja termasuk
percakapan kita. Kecantikanmu seperti bahasa
baru yang tak kupahami meski kubaca dengan
mata menyala. Sebab sorot mataku hilang daya
seperti salju terakhir di bulu lembut serigala.
Mendekam. Mendekat. Mendekap. Menekan.
Mendekat. Mendekap. Menerkam. Diterkam.
Aku lupa teknik terkaman pemangsa itu meski
hidup hanya perkara memangsa dan dimangsa.
Sebab hari ini aku mungkin runtuh karena waktu,
tapi siapa tahu esok ingatan menyusun tubuhku.

Padahal aku ingin memelukmu, tapi suatu pagi
aku terbangun dengan perasaan embun kota.
Tampak sebentar lalu hilang dua bentar lagi.
Jauh di bawah tubuhku pabrik-pabrik mengalirkan
limbah langsung ke ususku. Membuatku mual
hingga merapal sejumlah pemberkatan doa
dari kematian leluhurku agar menyertaiku.
Setiap malam seorang pertapa melewati tikungan
gelap di sana hanya untuk menguji ritma tarikan
napasnya sebab bau belerang di mana-mana.
Kesedihan di mana-mana.Yang ia hirup tak sesuai
dengan yang dihembuskan hidup. Maka berikan aku 
kata yang tak bisa melukai dirinya sendiri!
Hingga cinta membangunkan sebuah gergaji mesin
dalam perutku. Memotong lambung, memotong mesin
ketik macet, memotong lemari dan hal-hal yang rahasia.
Padahal aku ingin memelukmu, tapi bau belerang
begitu kuat. seperti trauma setengah penduduk jagat.


Jakarta, 2014

0 komentar:

Singir Manggala - Adimas Immanuel

09.50 Pohon Belimbing 0 Comments

Aku hanya mengambilmu sejumput,
dari racik rupa, dilebur di ricik maka,
jadi daging dan tubuh kita yang lata.
Kenangan serupa buhul kenanga pada
telinga, mengaburkan bau langu dari
rambutmu, menghapus garis mangu.

Di ambang malam kusebut-sebut kau,
kubesut lagi, kau, runcing raut terpaut,
belah sebilah igau, sebab sepilah esok
bila cakrawala tak semurni lazuardi.

Kucari kau, kucari, di ladang kemuning
hasrat tak hanya jadi urat ruh ladiang,
tapi mengasapi kening, belukar pening.
Menyembunyikan gigil tuk berdiang.

Sementara tali nyawa bergetaran
dalam dada, sejuk mengangini suara,
menuntaskan rumpang baris sajak
pada alur usia di dahan angsana.

Betapa cinta tak membawa kita
ke mana-mana, meski berpindah
dari satu nama ke lain nama.

2014

0 komentar:

Senja yang Teramat Merah Melihat dan Menyimpan Semuanya - Adimas Immanuel

08.25 Pohon Belimbing 0 Comments


Laut terus berusaha menciumi pantai 
melalui daya ombaknya. Ia bahagia meski 
mungkin cintanya tak pernah sampai.

Senja yang teramat merah melihat dan
mengawasi kita yang masih menerka-nerka:
siapa yang jadi laut, siapa yang jadi pantai
siapa yang pasang-surut, siapa yang sedia landai.

Senja yang teramat merah menyimpan amarah
di antara lemah dan lelah kita: sebuah cerita
untuk dibaca dan ditulis ulang pagi yang lain.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kenalan dengan saya disini!