Di Gereja

07.28 Pohon Belimbing 2 Comments

(1)
Kupilihkan beberapa batu yang basah di jalan setapak yang bau perkara,
yang tak habis diselesaikan selama waktu tak memberinya jeda.
Kusimpan, diam diam kutaruh satu atau dua di kantung celanamu.
Siapa tahu batu itu sewaktu waktu tumbuh menjadi  kata yang berdoa agar hujan tak pernah reda.
Kau adalah segala perasaan was was yang selalu tumbuh di setiap cuaca, kau adalah isyarat yang menggantung di daun jendela.

(2)
Kita dengarkan juga bunyi denting kesepian yang berdesik desik di kelopak matamu.
Nyanyian bukanlah tempat teraman menyimpan rahasia.
Aku diam saja. Kau sedang hilang, entah kemana.

(3)
Masih hujan. Lebih deras dari biasanya.
Dan aku masih menebak nebak kesedihanmu seperti apa rupanya?
Kau masih malam, masih gaib, masih igau dalam kantukku.


Demikianlah, rahasia masih tertinggal di bait bait sajakku, tak henti hentinya menatap teka teki tak terbaca, bersembunyi di air mata yang nampak asing di wajahmu.

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kenalan dengan saya disini!