Doa 1

06.14 Pohon Belimbing 0 Comments

Aku percaya sekali doaku didengar olehNya, begitu pula dengan kutuk dan ucapan tidak sengaja lainnya karena entah mengapa meskipun kata kataku habis untuk puisi tiga tahun terakhir, kata yang mengeja namamu tetap berbaris di lidah, gigi gigi dan tenggorokanku yang sakit.


Aku berdoa semoga kau dijauhkan dari air mata karena cinta yang kau berikan kepadanya harus berhenti besok. Aku berdoa semoga darah yang keluar dari matamu, semoga sakit hatimu sampai ke kepala, semoga cinta yang menipu engkau terus bertahan, membakar dirimu sampai mati.


Aku berdoa semoga engkau sanggup berdiri lagi dan mencintai orang lain, sebesar engkau mencintai cinta yang harus kau akhiri besok. Mencintalah engkau sampai mati, mencintalah sendirian karena engkau tidak layak dicintai karena tafsir dan perangaimu terhadap cinta.


Aku berdoa supaya aku memaafkan dirimu dan engkau pula memaafkan aku karena doaku hari ini. Semoga Tuhan memaafkan engkau. Aku berdoa hanya supaya dunia, bumi, pohon yang kusandingkan, kujadikan nama dan doaku tidak pernah memaafkanmu. Dibencilah engkau oleh air, tanah, bumi, udara, daun dan angin di dunia ini karena engkau tidak sanggup memahami yang sungguh sungguh ada dan tidak ada.


Aku berdoa perasaanku ini berhenti besok sebagaimana engkau juga harus berhenti. Jalanku masih panjang sementara nafasku berhenti, tiga tahun yang lalu di kamar, menangis karena tanggungan puisi. Karena engkau begitu membenci puisiku 


Aku berdoa karena tulisan ini bukan sebuah puisi. Puisi menanggung amarahmu. Dan doa ini menanggung amarahku.

0 komentar:

Jam 3 Pagi

12.10 Pohon Belimbing 0 Comments

Jam tiga pagi.

Tiga tahun dan masih menghitung beberapa kali tiga lagi.

Sampai aku benar benar mengubur jenazah puisi, lukaku paling dalam, dan dosa mencintai yang amat berat.

Mazmur 79:9 Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!


Jam tiga pagi.

Masih beribu kali disalib berulang kali.

Mazmur 119:139 Nyala cintaku menghabiskan aku.


0 komentar:

Rangkuman The Art Of War karya Sun Tzu

23.26 Pohon Belimbing 0 Comments

Judul: The Art Of War 

Penulis: Sun Tzu

Penerbit: Shambhala


Mengetahui kapan menyerang dan kapan tidan menyerang, Menyadari kekuatan dan kelebihan dari kelemahan. Buku ini mengajarkan seni dari perang, seperti judulnya. Buku ini mengajarkan agar kita mengetahui kelebih dan kekurangan dan yang paling penting adalah mengetahun dan mengenali musuh dan diri sendiri. Dalam medan perang sangat penting untuk tidak terlihat, berhati hati adalah kuncinya. Bagaimana musuh bisa terpedaya dan percaya bahwa ketika kita mendekat, kita justru terlihat menjauh, dan saat kita menjauh musuh terpedaya dan percaya kalau kita dekat. Muslihat sangat penting. Tunjukkan kalau kita kuat meskipun kita dalam keadaan lemah dan terlihat lemah saat kita kuat. Dalam perang, hadapi musuh ketika ia sedang tidak siaga, ketika penyerangan tidak bisa ditebak oleh musuh. Negara yang berperang tidak mendapatkan keuntungan instan, bahkan kerugian mungkin yang terlihat, apalagi jika perang berlangsung sangat kama. Ada lima hal penting untuk mencapai kemenangan. Pertama, kemenangan berpihak pada mereka yang tau kapan harus menyerang. Kedua, pada mereka yang mengetahui cara mengontrol kekuatan dari yang paling kuat sampai paling lemah. Ketiga, mereka yang yang mempunyai semangat. Keempat mereka yang mempersiapkan diri untuk menunggu saat dimana musuh sedang tidak siaga dan terakhir, mereka yang memiliki kapasitas militer yang luar biasa dan tidak terpengaruh dan merdeka dari campur tangan penguasa. Jika kamu mengetahui musuh dan mengenali diri sendiri, kamu tidak perlu takut akan ratusan peperangan dan hasil akhirnya. Dan dalam peperangan ingatlah bahwa hanya ada dua metode yaqitu langsung dan tidak langsung. Dan yang paling penting, berani menantang kematian maka tak ada keberhasilan yang tak bisa kalian raih.


0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kenalan dengan saya disini!