Kunang-Kunang

13.15 Pohon Belimbing 0 Comments

          -untuk Theodora
             sebuah hadiah kecil dari Tuhan

Seekor kunang-kunang kuhadiahi sebuah judul,
lengkap dengan sejumlah kata kerja yang cantik dengan pita dari rangkaian amin di ujung-ujungnya.

Kunang-kunang memang sungguh luar biasa
tetap juga ia berpendar meski tubuhnya kini terperangkap bahasa
Tak lupa kuhadiahi juga kebahagiaan kecil-kecil yang terlipat untuk menemani air mata yang kering di kerat sayapnya.
Kunang-kunang itu tertawa, cahaya merona di sudut pipinya.

Kunang-kunang, terakhir,
kuhadiahi kamu sajak,
yang tak terjangkau duka, dan sepi, dan ngilu
yang barangkali menjadi doa yang tak pernah kehabisan waktu






12 Februari 2017

0 komentar:

Sejumlah Kemungkinan

00.09 Pohon Belimbing 0 Comments

Barangkali sepilihan perihal yang muncul terus menerus di kepalaku adalah mukjizat
Muncul ketika hujan mengetuk kaca jendela, membuat rindu yang basah, 
dan tumpah.

Barangkali semua percakapan kita yang putus,
berdoa dengan caranya sendiri 
agar kata kata yang terlanjur jatuh menyelesaikan bahasanya.

(Sudah ribuan detik dan ketuk sejak kidung yang berlembar-lembar menyesakkan paru-paru dan radio tua di rumahku, 
menciptakan senandung yang latah.)

Kau tak akan pernah tahu 
sudah berapa pula dongeng yang lahir lewat khayalan tentang ujung bulu matamu yang mengingatkanku akan cinta masa kecil yang malu-malu.

Barangkali kita selalu melihat cinta sebagai kesedihan yang setia dengan keluhnya

Barangkali kau dan aku tak akan pernah melihat rumusannya dengan satu kata,
tak akan pernah selesai dengan satu cerita.

0 komentar:

Mendambakan Lupa - Helvy Tiana Rosa

23.02 Pohon Belimbing 0 Comments

Angin yang merintih di jalan setapak itu
tak pernah istirah
mengirim bau tubuhmu yang laut
dalam riuh dalam hening
saat lampu-lampu dinyalakan
atau di matikan
Aku pun berjingkat ke beranda
mengambil parang
dan menggergaji kenangan
jadi serbuk jadi duri
lalu kularung dalam selokan
di samping taman tak bernama itu
Saban hujan aku yang menggigil
mendengar kau memanggil-manggil
dari dalam selokan
tapi wajah serupa engkau muncul di televisi
sambil bicara tentang seseorang
yang begitu mendambakan lupa

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kenalan dengan saya disini!