Menyaksikan Pagi dari Beranda - Aan Mansyur
Langit menjatuhkan banyak kata sifat. Tidak satu pun
ingin kutangkap dan kuingat. Kubiarkan
mereka bermain seperti anak-anak kecil sebelum
mengenal sekolah. Mereka menyentuh pepohonan
dan membuatnya berwarna-warni. Mereka
memanjat dinding dan jendela bercahaya. Mereka
mencelupkan jemari di kopi dan mimpiku meluap
jadi mata air di halaman.
Orang-orang melintas membawa kendaraan.
Mereka menyalakan radio dan tidak mendengarkan
apa-apa. Mereka pergi ke kantor tanpa membawa
kata kerja. Mereka tergesa, tapi berharap tidak tiba
tepat waktu.
Jalanan keruh sekali setelah pukul tujuh pagi. Satu-
satunya jalan keluar adalah masuk. Tutup pintu.
Biarkan jalanan tumbuh dengan hal-hal palsu.
Aku ingin mandi dan tidur siang berlama-lama. Aku
mencintai kemalasanku dan ingin melakukannya
selalu. Pada malam hari, aku ingin bangun dan
mengenang orang-orang yang hilang.
Sudah tanggal berapa sekarang?