Lalu kami duduk diam, dan sebut saja itu cinta
Lalukami duduk diam,
dan sebut saja itu cinta
Dalam dia pukul lima sore itu,
kami duduk di sebuah bingkai jendela besar
di sebuah museum di kota Jakarta
kuselami setiap inci wajahnya
yang tergurat rahasia
meski tak tahu kedalamannya
Lalu kami duduk diam,
dan sebut saja itu cinta
walau kadang,
tanganku usil membenahi rambutnya
atau sekedar menyentuh bingkai kacamatanya
Namun, kami tetap diam,
dan barangkali, sebut saja itu cinta
Angel Jessica
Jakarta, berbulan bulan lalu dan di revisi pada 22 Mei 2015
0 komentar: