Pulang II
Segenggam doa kuselipkan di sakumu saat kau berjanji padaku untuk pulang,
namun sungguh, sejak awal kata kata tak pernah punya makna apa apa
Kau dan aku hanya menahan yang pura pura tahan
Bagimu penantian, meski paling lapang, hanya akan terasa kurang
Sungguh, sejak mulanya diantara kita mungkin tidak ada apa apa
Kau tanam di dadaku semuanya dengan siasat
Hutan, pohon berbuah, janji dan cita yang bekat
Apa pernah terpikir olehmu untuk memetiknya barang sesaat?
Bagimu, dialah muara suntuk letihmu
Namun apa bisa ia menjadi tempat penyangkalan nasib sedihmu
Sementara luka di tubuhmu hanya akan kering oleh air mataku
Aku masih disini, menggenggam doa yang akan kuselipkan di sakumu
Masih berharap angin yang mampir kerumah kita,
adalah jalan pulang untukmu dan suaramu yang masih akan terus kukenali
Aku masih disini, bersiap untuk terluka
(Terinspirasi oleh Suaramu Jalan Pulang yang Kukenali - Adimas Immanuel)
0 komentar: