Seperti Sepi
Seperti sepi,
puisiku punya caranya sendiri
untuk menyangkal ketidakwarasan bahasaku
yang terus berusaha menjangkaumu
Seperti sepi,
seperti rindu.
Diberdayakan oleh Blogger.
Kenalan dengan saya disini!
Hai pembaca!
Hai teman teman! Dengan segala hormat dan berkat saya untuk kalian, saya minta untuk tidak meniru dan menduplikat karya saya. Sebuah karya adalah citra manusia pembuatnya. Akhir kata, semoga semesta menyertai kalian xx
Jendela Puisi
but it’s much better to be killed by a lover. - Charles Bukowski
About
art deco heart. a reader. mind-explorer. overthinker. dreamer. caffeine connoisseur. bibliophile. knowledge seekers. harapan ibu pertiwi,katanya
Labels
- Aan Mansyur
- Adimas Immanuel
- Agus Noor
- Angel Jessica
- Bernard Batubara
- Buku
- Cerita Pendek
- Djenar Maesa Ayu
- Edgar Allan Poe
- Esai
- Feminisme
- Goenawan Mohamad
- Helvy Tiana Rosa
- Inspirational Video
- Joko Pinurbo
- Kesusasteraan Indonesia
- Linguistik Bahasa Indonesia
- Michelangelo
- Monolog
- Pablo Neruda
- Penyair Sastra Indonesia UNJ
- Perjalanan
- Poems
- Puisi
- Putu Wijaya
- Quote
- Renaissance
- Review Buku
- Sanie B Kuncoro
- Sapardi Djoko Damono
- Sitor Situmorang
- Songs
- Stilistika
- Sutardji Calzhoum Bachri
- Toto Sudarto Bachtiar
- Tulisan Lain
- William Shakespeare
- WS Rendra
Blog Archive
-
▼
2017
(60)
-
▼
Desember
(23)
- Hujan I
- Perihal Mengikut
- Di Gereja: Akhir
- Pervenire
- Tenggelam
- Sebuah Cerita
- Tenang Saja, Terkasih
- Di Gereja: Drama
- Pada Akhirnya
- Sebuah Kutuk
- Aku Itu Hujan Deras
- Yang Kau Ajarkan Padaku Tentang Cinta
- Seperti Sepi
- Pukul Dua Pagi
- Di Gereja: Kidung
- Laut
- Di Gereja: Patah
- Bila Kelak Aku Akan Pulang Pada Dirimu
- Jika
- Tanggungan Puisi
- Ibu II
- Klietka
- Tubuh
-
▼
Desember
(23)
0 komentar: