Sebuah Surat

03.29 Pohon Belimbing 0 Comments

I swear I don’t know how – Rosemary Clooney


Bersamaan dengan surat yang juga puisi atau mungkin menurutmu puisi yang juga surat ini, kulampirkan beberapa doa, daun pohon belimbing yang jatuh dan lantunan musik jazz yang manis saat kubentuk juga pada akhirnya kalimat-kalimat.
Aku mengemasnya dalam bentuk kalimat, karena kalimat sepatutnya harus selesai, juga perasaanku.
Perasaan dan kalimatku sekarat. Keduanya ingin selesai cepat-cepat.

Sungguh, sulit sekali mencari kosakata. Perasaanku, apa sudah ada rumusannya? Apa sudah ada maknanya? Perasaanku bukan perkara cerita, apalagi puisi-puisi cinta.
Perasaanku adalah perkara degup jantung yang liar berlari menembus hutan yang kini lebat di kepalaku setiap malamnya, perasaanku adalah perkara gelisah yang berombak-ombak menghabisi pantai di pagi harinya.
Sungguh, sulit sekali mencari bentuk bahasanya.

Intinya, perasaan perasaan itu selalu muncul dengan wajahmu sebagai latar belakang ceritanya. Perkara degup jantung itu? Kau darahnya. Perkara hutan? Kau akar akarnya. Perkara gelisah? Kau kumpulan sajaknya.
Kau adalah alasan Tuhan menguji kekuatan. Kau adalah tanda baca yang tak kelihatan.

Semoga, kau selalu berbahagia, aku juga. Sungguh, kau layak berbahagia

5 April 2017


0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kenalan dengan saya disini!