Id Est.
Tuhan
merawat yang hidup dan yang mati. Tuhan tidak pernah terkejut ketika satu per
satu dari kami, menumbuhkan yang hidup, dan mengenang yang mati.
Karena
barangkali, yang hidup sudah terlanjur mati, dan yang mati terus saja berjalan
di muka bumi dan hidup lagi.
Ia
tidak suka berkata kata tentang yang hidup dan yang mati. Tapi seketika
kulontarkan pertanyaan, tentang apa, apa yang membedakan orang yang hidup dan
yang mati?
Ia
tidak suka berkata kata tentang yang hidup dan yang mati. Ia tidak menjawab. Dan
aku masih terus menerus bertanya, barangkali sudah diluar kata.
“Hidup
adalah tentang makna” begitu bisikNya.
“Konon
dahulu seseorang mati meminta padaku, katanya, tolong ciptakan bagiku sebuah
makna” lanjutNya. “Dan aku menciptakan
tiga hal yang sampai saat ini berhamburan jatuh ke muka bumi. Air mata,
kenangan, dan kata kata.”
Dan
kini, orang mati itu menjadi dunia, bagi mereka yang memiliki makna. Lihat,
orang mati itu berjalan jalan di bumi, mengumpulkan satu per satu air mata,
kenangan dan kata kata yang berhamburan untuknya.
Ternyata
ia bersikeras abadi.
“Tuhan
yang merawat yang hidup dan yang mati itu, membiarkan aku pergi, dan seketika
itu juga membiarkan aku pulang. Karena setelah petang, aku biasanya selalu
pulang, bagi mereka yang memiliki makna. Pulang menjadi angin yang terbang
rendah, dan pulang untuk mengaku luka.”
“Kalian
yang hidup, adalah jendela yang terbuka, yang menantiku pulang dengan setia,
tapi kamu lupa, bahwa sekarang, makna bagiku bisa apa saja, dan aku bisa pulang
dengan wujud apa saja.”
“Dan
bagimu, aku datang untukmu dengan wujud kata kata.”
Aku
menatap udara udara yang berputar putar di sekeliling waktu, dan haru.
Dan
aku menemukanmu, sengal nafas yang menggores kata, menggores makna.
Aku
menemukanmu disitu, dan memastikan, ada kekal disitu.
- Angel Jessica
19 April 2016
Persembahan hari lahir untuk sahabat saya, Adit.
0 komentar: