Riwayat Dinding dan Dingin - Aan Mansyur

09.26 Pohon Belimbing 0 Comments


1.
kami bersandar merapatkan punggung masing-masing
pada dinding.
ia tiba-tiba bertanya:
untuk apa dinding diciptakan?
dinding, kataku, dibuat untuk memisah-misahkan.
yang satu jadi dua atau jadi bilangan-bilangan berlainan,
jadi kawan dan lawan,
jadi ada aku jadi ada kau.
sebab, sesungguhnya, sebelum ada dinding,
segala sesuatu hanya satu. hanya satu.
aku bangkit dan membuka daun-daun jendela.
di luar, hujan diguyurkan pada pohonan dan jalanan.
ia memandangku dengan keheranan yang tak biasa,
seolah matanya berkata aku sedang tak waras.
2.
ia berdiri dan berjalan menuju jendela,
melihat hujan yang membuat orang gegas berjalan,
dan rumput-rumput bergigilan.
setelah dinding-dinding didirikan, kataku,
orang-orang membuat cela, membuat jendela.
untuk apa, tanyanya.
untuk mengantarkan uap hujan dan jari-jari angin.
untuk menghasilkan cuaca dingin
ia masih berdiri di ambang jendela menghadap ke luar,
mengamati hujan dan para pejalan.
aku berdiri di dekatnya, bersandar di dinding menghadap ke dalam,
menunggu pertanyaan lain ia lontarkan,
tetapi ia hanya diam.
cuaca dingin membuat tangannya menjemput tanganku,
membawanya berkeliling di pinggangnya.
aku menariknya ke depanku. rapat. dan memeluknya
aku berbisik di telinganya:
apakah kau mau tahu untuk apa cuaca dingin diciptakan?
agar yang terpisah direkatkan.
agar yang aku dan yang kau disatukan.
aku mengerti,
aku mengerti,
aku mengerti,
katanya berkali-kali.
kita mengerti, kataku.
di luar, hujan masih deras dijatuhkan.
orang-orang masih gegas berjalan,
sambil menyatukan jemari kiri dan kanan.
dan pohon-pohon menangkupkan daunan.
begitu juga rerumputan
2006

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kenalan dengan saya disini!