Pasar Waru
Sudah berapa mendung tak pernah kuperhitungkan lagi sejak temaramnya berpindah ke bayang-bayang bulu matamu yang juga mengingatkanku akan kuning lampu berdebu dibalik beberapa papan tukang jahit yang selalu saja nampak antik.Sudah berapa rindu yang menggapai gapai udara seperti bau amis ikan dan daging dan darah yang tergenang, seperti percakapan kita, selalu tanpa kata yang tak hilang risaunya
Sudah berapa ramai memisahkan kau dan aku dengan bahasa yang gaib, tak tertebak maknanya. Aku kesepian tanpa pesan, sayang. Aku kesepian tanpa hujan.
Aku membayangkanmu datang dengan rinai yang berdesak desakan dengan tawa yang kukenal tiap garisnya.
Aku membayangkanmu datang dengan kesedihan yang menggantung di sudut matamu yang letih, meminta penyangkalan.
Sudah berapa mendung?
Hujan tak kunjung datang
0 komentar: