Estuaria - Adimas Immanuel
Malam memudar setelah bulan merekatkan butiran cahayamenusuk iris dengan karat aksara: tak jelas apakah gangsa
magenta atau malah lila, huruf-huruf itu tetap tak terbaca
langit masih akan kelabu dan kau tetap mengelabuiku.
Kita akan pulang. Aku menyeretmu seperti kepiting uca
menyeret hidupnya: sendiri dan terjaga. Di keluasan
pasir pesisir yang asing, mengendap dan menyelinap
menghindari sepasang mata yang membakar sunyiku.
Ia waktu: pokok-pokok hidup yang hangus itu.
Aku menyeret sejumlah kata-kata dalam karapas
melalui jaring kegilaan yang tak bisa kuterabas
tapi kau terus menuju ke laut, tak membiarkan
kata-kata pasang-surut dan terlepas.
"Tak ada yang tetap di estuari,
selain cinta dan ketabahan abadi."
(2016)
0 komentar: