Doa 1
Aku percaya sekali doaku didengar olehNya, begitu pula dengan kutuk dan ucapan tidak sengaja lainnya karena entah mengapa meskipun kata kataku habis untuk puisi tiga tahun terakhir, kata yang mengeja namamu tetap berbaris di lidah, gigi gigi dan tenggorokanku yang sakit.
Aku berdoa semoga kau dijauhkan dari air mata karena cinta yang kau berikan kepadanya harus berhenti besok. Aku berdoa semoga darah yang keluar dari matamu, semoga sakit hatimu sampai ke kepala, semoga cinta yang menipu engkau terus bertahan, membakar dirimu sampai mati.
Aku berdoa semoga engkau sanggup berdiri lagi dan mencintai orang lain, sebesar engkau mencintai cinta yang harus kau akhiri besok. Mencintalah engkau sampai mati, mencintalah sendirian karena engkau tidak layak dicintai karena tafsir dan perangaimu terhadap cinta.
Aku berdoa supaya aku memaafkan dirimu dan engkau pula memaafkan aku karena doaku hari ini. Semoga Tuhan memaafkan engkau. Aku berdoa hanya supaya dunia, bumi, pohon yang kusandingkan, kujadikan nama dan doaku tidak pernah memaafkanmu. Dibencilah engkau oleh air, tanah, bumi, udara, daun dan angin di dunia ini karena engkau tidak sanggup memahami yang sungguh sungguh ada dan tidak ada.
Aku berdoa perasaanku ini berhenti besok sebagaimana engkau juga harus berhenti. Jalanku masih panjang sementara nafasku berhenti, tiga tahun yang lalu di kamar, menangis karena tanggungan puisi. Karena engkau begitu membenci puisiku
Aku berdoa karena tulisan ini bukan sebuah puisi. Puisi menanggung amarahmu. Dan doa ini menanggung amarahku.
0 komentar: